Rabu, 13 Maret 2013

Geografi " Sejarah Bintang"

-->
SEJARAH BINTANG
Asal Mula Keberadaan Bintang
Bintang-bintang baru lahir setiap saat. Pada malam hari, coba arahkan pandangan kita ke langit. Apa yang terlihat? kegelapan yang sangat luas dan menakjubkan, ditaburi bintang-bintang yang bercahaya gemerlapan. Di antara bintang-bintang itu ada sebuah daerah yang sangat gelap, tempat di mana tak satupun bintang bersinar. Di sanalah tempat awan raksasa ruang angkasa berdiam, bukan awan yang ada di langit, seperti yang bisa dilihat kasat mata dari bumi atau ketika kita naik pesawat udara. Awan raksasa itu terbentuk dari partikel-patikel yang sangat kecil (bisa atom, molekul, dan lainnya dan tentu saja energi) yang mengambang di dalamnya. Partikel-partikel kecil itu bergerak-gerak, sebagian di antaranya berkumpul dan menyatu membentuk gumpalan materi yang sangat besar.

 Bahan Asal Bintang
Pembentukan bintang memerlukan materi berupa gas dan debu sangat besar. Karena itu, tempat kelahiran bintang erat berkait dengan keberadaan kabut gelap yang banyak dijumpai di lengan-lengan galaksi. Salah satu kabut yang populer adalah Kabut Orion.
Cikal bakal bintang berawal dari  kabut antarbintang yang mengelompok dan mengerut akibat interaksi gravitasi partikel gas. Pada proses pengerutan, sebagian energi potensial gravitasi dipancarkan sebagai radiasi dan sebagian diubah jadi energi kinetik atau energi panas. Jadi gumpalan kabut gas memanas dan bercahaya. Bila massa gas cukup besar, temperatur di pusat bintang jadi cukup besar untuk menghentikan pengerutan.


Proses Kelahiran Bintang
Meskipun bintang bukan makhluk hidup, bintang mempunyai siklus kehidupan. Bintang lahir, tumbuh, dan kemudian mati. Bintang tidak tampak berubah karena bintang ‘hidup’ sangat lama, jutaan hingga milyaran tahun. Matahari kita sendiri berumur sekitar 1 milyar tahun, dan masih tetap akan bertahan hidup hingga 5 milyar tahun lagi.
Bintang memancarkan energi yang luar biasa besar. Inilah yang menjadikannya bisa terlihat dari jarak yang sangat jauh – milyar-milyaran kilometer. Energi ini dihasilkan dari reaksi antara inti-inti atom di dalam bintang.
Semua benda biasa mengandung atom, dan atom benar-benar sangat kecil. Bila 100.000 atom dideretkan dalam satu garis, garisnya tidak akan lebih panjang dari ketebalan secarik kertas. Sebuah atom terdiri dari inti utama yang sangat masif dan dikelilingi oleh partikel-partikel yang disebut elektron. Diameter sebuah atom sekitar 10.000 lebih besar dari diameter intinya, dan sebagian besar massa atom terkonsentrasi pada inti.
Pada temperatur biasa, atom bereaksi satu sama lain secara kimiawi dengan saling berbagi atau mentransfer elektron. Pada temperatur sangat tinggi (jutaan derajat), inti atom akan menyatu membentuk inti yang jauh lebih besar. Proses ini disebut penggabungan nuklir (nuclear fusion). Dalam nuclear fusion, atom-atom akan terpisah. Dua hal terpenting pada kelahiran bintang adalah nuclear fusion dan gravitasi.
Karena gravitasi, semua partikel akan saling tarik-menarik satu sama lain. Kumpulan gas raksasa yang disebut nebula pun terbentuk karena gaya gravitasi ini. Dalam nebula ini, biasanya terbentuk bintang. Partikel-partikel di dalam nebula tarik menarik satu sama lain dan kemudian menyatu menjadi objek dengan volume yang lebih kecil dan lebih kecil lagi. Terbentuklah bintang. Bintang muda biasanya banyak mengandung atom hidrogen, atom paling sederhana dan paling ringan dari semua atom.
Setelah volumenya mengecil, energi yang didapat dari gravitasi diubah untuk membentuk panas. Temperatur bintang pun naik. Bila temperatur permukaan bintang mencapai kira-kira 2.000 derajat Celcius, bintang itu akan ‘bersinar’. Penyusutan volume akan terus terjadi hingga temperatur inti bintang mencapai jutaan derajat. Pada temperatur ini, atom-atom hidrogen akan mulai menyatu membentuk atom-atom helium.
Penggabungan hidrogen membentuk helium merupakan proses yang terjadi pada sebagian besar bintang. Semakin besar massa suatu bintang, semakin tinggi temperaturnya. Bintang dengan temperatur lebih tinggi akan bersinar lebih terang. Proses penggabungan hidrogennya pun lebih cepat. Matahari kita membutuhkan waktu hingga 5 milyar tahun lagi untuk menghabiskan hampir semua hidrogennya. Bintang yang massanya tiga kali massa Matahari akan menghabiskan hidrogennya dalam setengah milyar tahun. Sedangkan bintang yang massanya setengah massa Matahari memerlukan waktu 200 milyar tahun agar hidrogennya habis.
Saat hidrogen digunakan, inti bintang akan semakin kecil, dan temperaturnya akan naik hingga 100 juta derajat. Temperatur sangat tinggi ini menyebabkan gas-gas di sekeliling inti luar menyebar besar-besaran. Bintang seperti ini kemudian dikenal dengan ‘red giant’ (bintang raksasa merah). Saat Matahari kita menjadi ‘red giant’ (5 milyar tahun dari sekarang), gas-gas Matahari akan keluar melewati orbit Bumi. Bumi kemudian akan ‘dilahap’ Matahari.
Saat inti bintang mencapai temperatur 100 juta derajat, temperatur ini tidak cukup untuk menghasilkan reaksi nuklir yang baru. Pada kondisi ini, atom-atom helium akan menyatu membentuk atom yang lebih besar bersama karbon dan oksigen (pada sebagian besar bintang raksasa, besi juga termasuk). Gas-gas di sekeliling inti akan menyebar. Bintang kemudian menjadi ‘red supergiant’ (bintang super-raksasa merah), dengan diameter melebihi orbit Jupiter. Pada kondisi ini, energi bintang dihasilkan dengan sangat cepat, namun kondisi ini tidak bertahan lama.

Proses Kematian Bintang
Tidak ada yang abadi, pun bintang yang kita lihat. Di akhir kehidupannya, bintang itu akan meledak, yaitu ketika tidak ada lagi partikel-partikel kecil untuk digabungkan menjadi partikel-partikel besar. Bintang akan mengembang semakin besar dan besar, sampai mencapai ukuran yang tak seorangpun sanggup membayangkannya. Kemudian meledak serta melontarkan semua atom-atom besar yang telah dibentuk oleh bintang itu di dalam perutnya ke angkasa, menyisakan sebentuk awan baru yang sangat indah, penuh dengan warna-warni dan materi-materi baru. Awan-awan tersebut akan bercampur dengan awan-awan lain, dari bintang-bintang lain yang juga telah meledak. Setelah mendingin, semua gas dari awan-awan itu akan membentuk awan raksasa, yang kelak menjadi tempat lahirnya sebuah bintang baru.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar